Pernah nggak sih, merasa sendiri di tengah suasana kantor yang ramai? Duduk di meja kerja, sibuk dengan layar laptop, tapi hati terasa jauh dari orang-orang di sekitar. Ternyata, fenomena ini nyata dan bahkan sudah diteliti serius oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
Kenapa Bisa Kesepian di Kantor?
Menurut laporan WHO (2025), kesepian bukan cuma masalah pribadi, tapi juga ancaman kesehatan masyarakat. Ada beberapa pemicunya di dunia kerja:
- Kerja terlalu individual → fokus ke target masing-masing, lupa berinteraksi.
- Kurang dukungan sosial → merasa nggak ada teman curhat atau rekan kerja yang bisa dipercaya.
- Ruang kerja yang kaku → desain kantor yang bikin orang sibuk sendiri, bukan kolaborasi.
- Serba online → chat dan email memang cepat, tapi kadang bikin interaksi terasa dingin.
- Stigma → banyak yang malu mengaku kesepian karena dianggap lemah.
Padahal, kesepian bisa bikin stres, turunkan semangat kerja, bahkan berdampak ke kesehatan seperti jantung dan diabetes.
Solusinya Apa?
WHO memberi banyak rekomendasi, dan beberapa bisa langsung kita terapkan di kantor:
- Bangun budaya empati – biasakan menyapa, mendengar, dan menghargai rekan kerja.
- Sediakan ruang interaksi – dari lounge, kantin, sampai spot ngopi kecil yang bikin orang nyaman ngobrol.
- Adakan kegiatan bareng – olahraga, outing, atau sekadar makan siang rame-rame bisa bikin rasa kebersamaan lebih kuat.
- Dukung kesehatan mental – akses konseling atau peer support penting supaya karyawan merasa nggak sendirian.
- Bijak gunakan teknologi – tetap pakai platform digital, tapi jangan lupakan ngobrol tatap muka yang lebih hangat.
Kesepian di kantor itu nyata, tapi bisa diatasi kalau kita peduli. Dengan lingkungan kerja yang hangat dan inklusif, karyawan merasa lebih dihargai, lebih sehat, dan tentu saja lebih produktif. Karena pada akhirnya, kerja bukan cuma soal target, tapi juga tentang rasa kebersamaan.
Leave a comment